Kategori: Cengkareng
Cengkareng adalah sebuah kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia[4]. Kecamatan ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik, dimulai dari era penjajahan Hindia Belanda[1][2].
Sejarah Cengkareng dimulai pada abad ke-16, ketika daerah ini masih berupa hutan belantara yang dihuni oleh suku Betawi dan suku Dayak[2]. Pada masa penjajahan Belanda, Cengkareng berada di bawah wilayah Kepatihan Tangerang[2]. Pada saat itu, Cengkareng masih berupa perbukitan yang dikelilingi oleh sawah dan hutan belantara[2].
Nama Cengkareng berasal dari tanaman semak berduri yang dikenal sebagai Tjengkarang atau Cangkring, yang diperkirakan mendominasi wilayah ini sampai pertengahan abad ke-17[5]. Evolusi penyebutan dari Tjengkarang menjadi Cengkareng diperkirakan terjadi selama puluhan tahun, dan sebagai akibat penyebutan penduduk lokal[5].
Pada 28 Desember 1974, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 1974, yang mengatur perubahan batas wilayah Provinsi DKI Jakarta, termasuk memperluas wilayah dan mengambil beberapa desa yang terletak di perbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta, termasuk beberapa desa di wilayah Kabupaten Tangerang[1]. Desa-desa tersebut masuk ke dalam kecamatan Cengkareng[1].
Cengkareng juga dikenal karena lokasinya yang strategis, berdekatan dengan Bandara Soekarno-Hatta, pintu gerbang utama Indonesia untuk masuk ke Jakarta dan negara-negara lain di dunia[2][4]. Meskipun demikian, daerah ini juga menghadapi beberapa masalah lingkungan seperti polusi udara dan kebisingan yang muncul akibat aktivitas di bandara[2].
Kecamatan Cengkareng terbagi dalam 6 kelurahan, yaitu Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, dan lainnya[4]. Penduduk di kecamatan ini berasal dari beragam suku dan agama, didominasi oleh suku Jawa, Betawi dan Sunda, serta banyak juga berasal dari keturunan Tionghoa, Batak (mayoritas Batak Toba), dan Minangkabau[4]. Dalam hal keagamaan, penduduk kecamatan ini juga cukup beragam, dimana Islam sebanyak 80,36%, kemudian Kristen 13,97% (Protestan 9,92% dan Katolik 4,05%), Budha 5,57%, Hindu 0,08% dan lainnya 0,02%[4].
Sewa mobil Hiace di Cengkareng, Jakarta Barat, dapat dilakukan melalui berbagai penyedia layanan rental mobil. Beberapa di antaranya adalah Hiacewisata.com, Raja Hiace, dan Dafani Mulya Trans[1][2][7].
Hiacewisata.com menawarkan sewa Hiace Cengkareng dengan harga bersaing dan armada yang selalu dalam keadaan prima. Mereka juga menyediakan driver profesional yang dapat diandalkan. Harga sewa Hiace di Hiacewisata.com dimulai dari Rp 1.000.000 untuk transfer in atau out bandara, dan Rp 1.300.000 untuk city tour dalam kota Jakarta[1].
Raja Hiace juga menyediakan layanan sewa Hiace di Cengkareng dengan harga yang terjangkau dan armada terbaik. Mereka menyediakan paket sewa Hiace dengan sistem pembayaran harian, mingguan, dan bulanan. Harga sewa Hiace di Raja Hiace juga dimulai dari Rp 1.000.000 untuk transfer in atau out bandara, dan Rp 1.300.000 untuk city tour dalam kota Cengkareng[2].
Dafani Mulya Trans adalah penyedia layanan sewa Hiace lainnya di Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka menawarkan sewa Hiace dengan harga Rp 1.500.000[7].
Sebelum menyewa, pastikan untuk memeriksa kondisi armada, memastikan bahwa driver yang disediakan profesional dan berpengalaman, dan memastikan bahwa harga sewa yang ditawarkan sebanding dengan kenyamanan dan layanan yang ditawarkan[1][2]. Anda juga dapat melakukan reservasi sewa Hiace dengan mudah melalui telepon, SMS, chat WhatsApp, atau email[1][2].